Jateng, Kabardaerah.com (KENDAL) – Pemuda Aliansi Masyarakat Kendal melakukan aksi penolakan terhadap kedatangan Habib Rizieq Shihab atau yang lebih familiar disapa dengan sebutan HRS masuk di Kabupaten Kendal.
Aksi penolakan tersebut digelar di Alun-Alun Kendal dengan membentangkan sejumlah spanduk yang bertuliskan “Menolak Rizieq Shihab Masuk di Kabupaten Kendal”; “Rizieq Shihab Bukan Cerminan Rasulullah”; “Ulama atau Habib itu Menyejukkan, Tidak Provokatif”.
Unjuk rasa penolakan HRS masuk di Kabupaten Kendal juga diwarnai dengan aksi teatrikal. Seorang berpenampilan ulama dengan tulisan HRS yang dikalungkan di leher hendak datang, namun setelah ada warga yang melihat langsung melakukan pengusiran.
Pengusiran yang diwarnai dengan aksi saling mendorong menyebabkan seorang yang berpenampilan ulama tersebut sempat jatuh dan akhirnya kabur melarikan diri.
Dalam orasinya, koordinator aksi, Nanang Setiyono mengatakan, warga Kendal tidak membutuhkan sosok penceramah yang provokatif, tapi membutuhkan sosok penceramah yang bijaksana dan santun.
Ia menegaskan bahwa Aliansi Masyarakat Kendal mengecam dan menolak segala kerusuhan dan kegiatan-kegiatan dakwah atau ucapan yang provokatif yang menimbulkan perpecahan dan memperkeruh persatuan bangsa.
“Kami berharap anak bangsa selalu menghormati dan menghargai segala perbedaan, baik suku, agama, dan ras dalam sebuah Kebhinnekaan. Tak ada sedikit pun ruang untuk memberikan tempat agar sikap intoleran bahkan perpecahan serta kerusuhan dapat tumbuh dan berkembang di negeri ini,” Jelasnya.
Dalam aksi tersebut, mereka juga menyampaikan pernyataan sikap menolak segala bentuk provokasi yang dapat memecah belah umat. Kendal hanya mau dibimbing oleh ulama yang santun, bijaksana, dan menyejukkan umat. Menolak kehadiran penceramah yang arogan, provokatif, serta yang dapat memecah belah umat.
Aliansi Masyarakat Kendal juga mengaku akan menjaga NKRI demi persatuan dan kesatuan bangsa. Mendukung TNI-POLRI yang bersikap tegas dalam menangani kelompok intoleran dan anarkis.
“Kami masyarakat Kendal mendukung penuh langkah pemerintah dalam penanganan covid-19 dan upaya pemulihan ekonomi. Kami juga menghimbau agar seluruh bangsa Indonesia selalu menjaga jarak, mencuci tangan, dan memakai masker,” Imbuhnya.
Sementara itu, pihak kepolisian yang berjaga di lokasi unjuk rasa meminta kepada para pendemo untuk segera membubarkan diri setelah menyampaikan pernyataan penolakan tersebut. Hal ini dilakukan mengingat pandemi covid-19 di Kabupaten Kendal yang masih tinggi.
Aksi penolakan HRS pun segera diakhiri oleh para pendemo dengan melakukan ritual larung sesaji di Sungai Kendal tak jauh dari lokasi aksi. (Fad/red)
Discussion about this post