Jateng.Kabardaerah.com, Kendal – Kebijakan pemerintah kabupaten Kendal memotong anggaran tunjangan atau insetif guru Madrasah Diniyah (Madin) sebesar 50 persen untuk refocussing dan realokasi anggaran penanganan Covid-19 menuai kontroversi dari kalangan legislatif.
Ketua Komisi D DPRD Kendal, Mahfud Shodiq, menyayangkan kebijakan itu. Pasalnya, insetif guru Madin yang hanya sebesar Rp 1 juta pertahun harus terpotong untuk alokasi anggaran Covid-19.
Menurutnya, guru Madin yang seharusnya mendapatkan bantuan sosial untuk warga terdampak pandemi Covid-19 malah insentifnya dipotong.
“Secara aturan boleh-boleh saja karena Pemkab punya wewenang itu. Tapi secara sosiologis tidak tepat. Guru Madin itu justru pihak yang terdampak corona, bukannya diberikan bantuan, tapi insentifnya dipotong,” Kata Mahfud saat ditemui diruang kerjanya di Gedung DPRD Kendal, Rabu (17/06/2020).
Mahfud menjelaskan, dalam situasi pandemi ini, sejumlah anggaran dalam APBD direalokasikan untuk menangani Covid-19. Pihak eksekutif sebagai pengguna anggaran punya wewenang untuk pengalokasiannya. Hanya saja, imbuhnya perlu kearifan agar kebijaksanaan yang diambil tidak meresahkan masyarakat.
Senada, anggota komisi D, Sulistyo Ari Bowo, meminta Pemkab mengevaluasi pemotongan insentif untuk guru Madin. Menurut ketua DPD PKS Kendal ini, pemotongan insentif guru madin tidak tepat.
“Kalau bisa malah ditambahi, bukan malah dipotong. Karena itu sebaiknya dapat ditinjau ulang lagi,” Paparnya.
Salah satu guru Madin di Madrasah Ihya Ulumudin, Fitri Mila Astuti menyampaikan dirinya tidak setuju jika insetif guru Madin dipotong 50 persen disaat kondisi Pandemi ini.
“Saya dan guru yang lain juga termasuk yang terdampak Corona, harusnya ada bansos bagi kami, kok malah di potong, kan kasihan mereka, kalau saya pribadi sih ngak masalah, karna saya masih punya suami yang masih bisa mencukupi saya. Namun untuk guru yang lain yang penghasilnya kurang dan masih terdampak Corona lagi, kan kasihan,” Tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kendal, Wahyu Yusuf Akhmadi, yang membawahi guru Madin, saat dihubungi melalui Whatsapp, sampai saat ini belum ada jawaban atau belum memberikan konfirmasi hingga berita ini dilaporkan. (Zam)
Discussion about this post