Jateng, Kabardaerah.com (KENDAL) – Di tengah gejolaknya sebagian para pedagang Pasar Pagi Kaliwungu Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, salah satu anggota DPRD Kendal dari Fraksi Karya Nasional, Muh Tommy Fadlurrohman, berikan penjelasan terkait pembagian lapak yang dianggap tidak adil oleh sebagian para pedagang Pasar pagi Kaliwungu.
Pasalnya, setelah selesai penggarapan renovasi Pasar Pagi Kaliwungu paska kebakaran tahun lalu, Dinas Perdagangan Kendal dan petugas pengelola Pasar Pagi Kaliwungu membagikan lapak kepada para pedagang. Hal ini disebabkan lantaran terjadinya miskomunikasi antara pengurus paguyuban dan pengelola pasar yang menuai kontroversi di sebagian para pedagang.
Menanggapi hal tersebut, salah satu anggota DPRD Kendal dari Fraksi Karya Nasional, Muh Tommy Fadlurrohman, yang akrab di sapa dengan sebutan Gus Tommy, memberikan penjelasan dan pengarahan kepada salah satu pedagang Pasar Pagi Kaliwungu.
Agar permasalahan ini tidak terus bergulir, Gus Tommy meminta untuk memberitahukan kepada semua pedagang agar menerima dan ikhlas serta lapang dada atas kebijakan yang sudah ditentukan oleh petugas dan dinas terkait.
“Kebijakan ini diambil semata-semata untuk kebersamaan supaya semua pedagang bisa terakomodir, termasuk pedagang lesehan yang ada di jalan. Dengan mengunakan asas keadilan sosial kebijakan ini diambil,” Kata Gus Tommy kepada salah satu pedagang Pasar Pagi Kaliwungu, siang tadi di kediamannya, Senin (28/12).
Anggapan ketidakadilan atas pembagian lapak di Pasar Pagi Kaliwungu ini juga disanggah oleh petugas pengelola pasar dan juga Dinas Perdagangan Kendal. Menurut pihak-pihak terkait, kebijakan pembagian lapak tersebut dianggap sudah tepat dengan alasan agar para pedagang lesehan juga bisa terakomodir dan tetap bisa berjualan.
Kapala Bidang Pengelola Pasar Dinas Perdagangan Kendal, Vivin, menyampaikan bahwa kebijakan atas pembagian lapak bagi para pedagang Pasar Pagi Kaliwungu dianggapnya sudak tepat. Mengingat meningkatnya jumlah para pedagang Pasar Pagi Kaliwungu saat ini.
“Dulu pedagangnya hanya 700. Namun saat ini meningkat menjadi 1038. Untuk itu kita mengusahakan supaya semua pedagang bisa terakomodir. Memang tempatnya itu kecil, tapi itu yang kita upayakan supaya pedagang lesehan bisa terakomodir semua,” Terangnya.
Vivin melanjutkan, pedangang yang dulu bertempat di lapak los yang berukuran 2,2 meter terpaksa harus dikurangi 40 sentimeter supaya para pedagang lesehan yang ada di pinggir-pinggir jalan dan di lorong-lorong jalan bisa di akomodir semua. Itupun masih ada 140 pedagang lesehan yang belum terakomodir.
“Lapak yang dulunya lebar 2,2 meter harus kami kuarangi menjadi 1,6×2 sentimeter untuk menampung pedagang lesehan yang berada di jalan, kupingan pasar, dan trowongan jalan pasar supaya pedagang tersebut bisa tetap jualan. Sedangkan dari pengurangan 40 sentimeter dari lapak los ini, pedagang lesehan bisa diakomodir dan mendapat lapak 1×2 meter,” Ungkap Vivin.
Vivin menambahkan, bahkan sampai saat ini masih ada 140 pedagang lesehan yang belum terakomodir, dan juga masih ada 70 pedagang musiman yang belum terakomodir juga.
“Kami berharap dengan diakomodirnya para pedagang lesehan yang di tepi jalan dan lorong jalan, nantinya tidak ada lagi pedagang di pinggir pintu dan di jalan, dan supaya tertib,” Harapnya.
Dikatan, untuk harga lapak yang dibebankan kepada pedagang los mencapai 1,7 per meter, itupun bisa di cicil selama dua tahun.
“Untuk meringankan beban tanggungan yang harus dibayar oleh pedagang, kami akomodir pedagang untuk membayar melalui bank. Jadi pedagang bisa mencicil tanggungan tersebut dengan cara menabung sampai dua tahun, sambil menunggu keputusan resmi dari dinas terkait atas penetapan nominal yang harus di bayar oleh para pedagang,” Terangnya.
Vivin menambahkan, Jika nanti nominal tabungannya para pedagang melebihi dari yang di tanggungkan oleh dinas terkait, maka kelebihan tabungannya akan di kembalikan ke pedagang tersebut.
“Untuk saat ini belum ada ketetapan resmi dari Dinas terkait atas ketetapan tanggungan yang harus di bayar oleh pedagang yang sudah dapat lapak,” Imbuhnya.
Vivin menjelaskan, untuk kios pasar pagi Kaliwungu sementara belum di tetapkan, dan rencana akan di tetapkan besok. Untuk ukuran kios 3×4 dan 5×4 dengan harga 40-90 juta per kios.
“Dari Jumlah kios 186 yang sudah bisa di tempati 160, masih sisa 38 kios. Rencana dari 38 sisa kios tersebut sebagian akan digunakan untuk mushola, area rokok, ruang bantuan informasi, kamar mandi, parkir, dan itu nanti akan di lelang untuk tempat-tempat itu,” Pungkasnya.
(Zam/red)
Discussion about this post