Banyumas, jateng.kabardaerah.com – Malam nuzulul qur’an di Masjid Baiturrohim Perumahan Griya Satria Bantarsoka, Purwokerto Barat, Banyumas, diperingati Rabu (27/03/2024). Rangkaian acara itu dimulai Sholat Isya’, sholatvtarawih dan sholat witir berjama’ah, puncaknya pengajian bersama Ustadz Heru Widodo, yang dihadiri Takmir, Panitia Amaliah Ramadhan, Jama’ah, tokoh agama dan tokoh masyarakat Bantarsoka.
“Alhamdulillah kita semua masih dipertemukan dengan ramadhan tahun ini. Seperti biasa, Masjid Baiturrohim Griya Satria Bantarsoka, rutin laksanakan peringatan malam Nuzulul Quran setiap tahunnya, kali ini mengangkat tema “Al-Qur’an diturunkan untuk diamalkan,” kata Ketua Panitia Amaliah Ramadhan Budi Setiawan, dilokasi kegiatan.
Menurutnya, tahun ini jumlah jemaah pengajian nuzulul quran tersebut meningkat dan antusias mengikuti pengajian, apa lagi ustadz Heru Widodo sebagai penceramahnya.
Pada peringatan malam nuzulul quran tahun ini, Panitia dan Takmir menghadirkan Ustadz Heru Widodo, beliau merupakan salah satu Ustadz idaman warga griya satria Bantarsoka, dan beliau juga pernah tinggal bersama keluarganya di Perumahan Griya Satria Bantarsoka, dengan ciri khasnya selalu pelan, tartil, jelas dalam menyampaikan segala sesuatunya mudah untuk dipahami.
Dalam kesempatan itu Ustadz Heru Widodo menyampaikan satu ayat : Al-Furqan · Ayat 30 : wa qalar-rasulu ya rabbi inna qaumittakhadzu hadzal-qur’ana mahjura, Rasul (Nabi Muhammad) berkata, “Wahai Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan Al-Qur’an ini (sebagai) sesuatu yang diabaikan.”
dan diuraikanya pelan-pelan penjelasanya, dengan harapan bisa dipahami dan dapat dijadikan motivasi serta nasehat dalam kehidupan ini
Nabi Muhammad sendiri mengeluhkan lingkungan masyarakat Quraisy yang buruk. Mereka lalai terhadap kitab suci Al-Qur’an yang berisi peringatan-peringatan. Dan Rasul Muhammad berkata, dengan segala keluh kesahnya “Ya Tuhanku Yang Maha Rahman dan Rahim! Sesungguhnya kaumku telah menjadikan Al-Qur’an ini diabaikan. Mereka tidak mau mendengarkan, apalagi mengamalkannya.” Ayat ini mengisyaratkan bahwa lingkungan ikut mempengaruhi jalan hidup seseorang. Allah lalu ingin menenangkan hati Nabi Muhammad, bahwa setiap nabi dari masa lalu adalah sama. Selalu saja berhadapan dengan para pengingkar.
Pada ayat ini, Rasulullah mengadu kepada Allah dengan berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al-Qur’an ini sesuatu yang tidak perlu dihiraukan. Mereka tidak beriman kepadanya, tidak memperhatikan janji dan peringatan-nya. Bahkan mereka berpaling darinya dan menolak mengikuti-nya. Kemudian Allah menyuruh rasul-Nya berlaku sabar dan tabah menghadapi kaumnya.
Ustadz Heru, menegaskan bahwa Al-Qur’an diturunkan untuk dibaca, didengarkan, ditadaburi, diamalkan, karena semua hal ada didalamya, semua solusi dari suatu permasalahan juga sudah ada didalam Al-Qur’an, jangan sampai kita solatnya tepat waktu, sahur dan buaka puasanya tepat waktu, akan tetapi dalam bekerja dan berusaha tidak bisa tepat waktu, termasuk dalam memenuhi suatu undangan juga harus tepat waktu, jangan ditunda-tunda atau dibuat santai, nanti telat juga nda papa, biasanya juga molor waktunya.
“Insya Allah apabila kita bersama-sama membumikan Al-Qur’an, dan warga Griya Satria gemar membaca, rajin mendenggarkan, rutin mentadabburi (memahami makna lafal Al-Qur’an dan memikirkan apa yang ditunjukkan, apa yang terkandung pada ayat-ayat Al-Qur’an, serta apa yang menjadi makna Al-Qur’an), berkesinambungan mengamalkan Al-Qur’an dalam rangkaian kehidupanya, maka keberkahan kehidupan dari Allah SWT akan datang kepada kita,” Pungkasnya. (Djarmanto-YF2DOI).
Discussion about this post