GROBOGAN // Jateng.kabardaerah.com // – Menghadapi musim tanam kedua terbiasa dengan adanya serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT). Untuk itu di tahun 2024 ini kabupaten Grobogan diharapkan serangan OPT di lapangan dapat ditekan semaksimal mungkin. Sehingga kehilangan hasil akibat serangan OPT dapat diminimalisir dan tentunya upaya pengendalian yang diterapkan tetap memperhatikan prinsip Pengendalian Hama Terpadu (PHT).
Guna mengendalikan terjadinya OPT di kabupaten Grobogan, Sunanto Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Grobogan Jawa Tengah menghimbau agar petani grobogan selalu berkoordinasi dengan pihak Dinas Pertanian Kabupaten Grobogan.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Grobogan Sunanto menjelaskan, perubahan cuaca akan mempengaruhi sebagian besar organisme hidup termasuk hama dan penyakit tanaman.
Seperti suhu, curah hujan, kelembaban, dan atmosfer gas akan berinteraksi dengan makhluk hidup termasuk tanaman. Dengan berbagai cara dengan mekanisme yang beragam perubahan suhu bisa mempengaruhi mahkluk secara langsung. Khusus pada tanaman, sangat riskan terjadinya serangan OPT utama padi penggerek batang padi (PBP), wereng batang cokelat (WBC), tikus, tungro, blas, dan Hawar Daun Bakteri (HDB) atau yang biasa diksebut kresek dan diprediksi akan meningkat. Peningkatan luas serangan OPT juga diprediksi akan terjadi pada komoditas jagung yang meliputi lalat bibit, penggerek batang, bulai, tikus, penggerek tongkol dan ulat grayak.
Kemudian pada komoditas kedelai, serangan OPT utama antara lain penggerek polong, lalat kacang, ulat grayak, tikus, perusak daun, ulat jengkal diprediksi juga akan meningkat. Oleh karena itu menjelang MT kedua di Grobogan, semua pihak yang terkait baik di pemerintah maupun petani diharapkan waspada terhadap serangan OPT ini.
“Kita harapkan petani selalu koordinasi dengan pihak dinas pertanian terkait kondisi pada tenamanya. Hal ini bisa disampaikan melalu ketua kelompok tani atau langsung pada petugas penyuluh pertanian,” Pinta Kadin Sunanto,pada hari Jumat tanggal ( 08/03/2024).
Ditambahkan oleh Sunanto, dalam musim tanam II saat ini, khususnya untuk penanaman padi agar memilih tanaman dengan jenis tanaman padi yang semi “gogo”. Karena jenis ini merupakan tanaman yang tahan kondisi kering. Jenis ini untuk produksi yang hasil panen masih bertahan bagus. Selain itu diharapkan agar petani melakukan penanaman dengan bareng. Karena jika penananman tidak secara serentak, secara otomatis bagi penanam yang tertinggal berdampak menjadi sasaran hama dan penyakit.
“Umur panen yang waktunya berbeda akan menjadi sasaran hewan pengganggu tanamanm,” Ungkap Sunanto.
Kemudian khusus untuk serangan wereng, wereng selain sebagi hama juga bisa menimbulkan penyakit. Karena wereng ini membawa virus yang biasanya tiap tanaman padi yang terkena ereng tersebiut bisa hangus, karena wereng meninggalkan virus. Untuk mengantisipasinya, bisa dideteksi dengan cara dari satu rumpun batang padi ada berapa banyak terdapat wereng. Jika dalam satu rumpun terdapat kurang darim 20 ekor wereng tentunya masih bisa diatasi secara manual. Namun jika siudah terdapat lebih dari 20 ekor wereng harus dihanguskan dengan memakai pestisida. Dalam hal ini pihak dinas pertanian memfalitasi dengan pemberian insetisida secara gratis. Tentunya selama para petani bersedia melaporkan atau koordinasi dengan pihak dinas pertanian.
“Kami memfasilitasi pemberian insektisida secara gratis dalam pengendalian hama dan penyakit tanaman tersebut. Bahkan terkait upah pekerja berikut konsumsi semua ditanggung oleh dinas. Dinas tidak ingin kecolongan dalam penanggulangan hama dan penyakit pada tanaman,” Pungkas Sunanto Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Grobogan.
Reporter: BANU ABILOWO.
Discussion about this post