Kabardaerah.com, SEMARANG – Keberadaan kampung Kebo di Dk Sodong Kelurahan Purwosari Kecamatan Mijen kota Semarang sejak era tahun 1990 an sudah dikenal sebagai kampung yang menyediakan hewan ternak jenis Kerbau. Pada masa jayanya, di kampung tersebut banyak peternak yang memiliki kerbau hingga mencapai minimal 9 ekor per orang.
Kala itu, jumlah peternak bisa mencapai 50 an orang, namun saat ini jumlah peternak gak lebih dari 20 orang. Hal tersebut dikarenakan generasi penerus jarang yang mau meneruskan profesi orang tuannya untuk menjadi peternak.
“Dulu masih banyak peternak, jumlahnya bisa mencapai 50 an orang, kalau sekarang gak lebih dari 20, itupun yang memelihara kerbau hanya berkisar beberapa orang saja, yang lain ada yang memelihara sapi, bebek dan ayam,” ungkap Kunarti warga setempat yang masih mempunyai 2 ekor Kerbau.
Menurut Kunarti, saat ini keberadaan kampung Kebo sudah tidak seramai dulu. Saat ini jumlah kerbau di kampung tersebut hanya 30 an ekor saja.
“Dulu saat masih ramai jumlah kerbau berkisar ratusan ekor, kalau sekarang paling ya 30 an aja,” paparnya.
Peternak lainnya, Rohyani mengatakan bahwa berkurangnya jumlah peternak saat ini lebih disebabkan karena generasi penerus sudah tidak mau lagi meneruskan profesi orang tuanya.
“Peternak hilang bukan karena gak untung lagi beternak kerbau. Lebih disebabkan karena tidak ada lagi generasi penerus peternak kerbau di kampung ini,” ujar Rohyani Selasa (13/7/2021).
Pantauan di lokasi, lebih dari separuh kandang tidak ada Kerbaunya, namun sebagian justru terlihat diisi oleh ternak sapi, bebek dan ayam.
(Lim)
Discussion about this post