Kendal, Jateng.kabardaerah.com – Salah seorang Tokoh Transportasi Jawa Tengah, HR Mastur,SH,MSi merespon positif keberadaan Puluhan Armada Bus Rapid Transit (BRT) Trans Jateng koridor III rute Semarang -Kendal yang dilaunching lagi pada senin lalu oleh Wakil Bupati Kendal.
Namun Mastur juga menyesalkan pihak pemerintah Kabupaten Kendal yang terkesan melupakan para perintis Tranportasi di Kabupaten Kendal, “Proyek pengadaan BRT di Kendal ini kurang melibatkan para pejuang transportasi di Kendal, mereka melupakan jasa para perintisnya yang yeah babat alas. Ibarat peribahasa kacang lupa kulitnya ,” ungkap Pria yang juga Mantan Ketua Organda Kendal ini. (Rabu, 24/8).
Selanjutnya Mastur juga menuntut agar proyek pengadaan BRT di Kendal ini tidak dimonopoli pengusaha angkutan tertentu yang bisa mematikan pengusaha angkutan lainnya ,” Mestinya pemerintah Kendal harus adil dan memberikan kesempatan yang sama kepada para pengusaha lainnya untuk bisa terlibat dalam pengelolaan BRT ini,” tandasnya.
Sementara itu Kepala Dinas Perhubungan Kendal, M. Eko menjelaskan pihaknya saat ini telah mengoprasikan 14 (empat belas) Armada BRT trans Jateng yang pendanaan serta pengelolaannya dari Propinsi Jawa Tengah,” Dalam waktu dekat bakal ada penambahan 6 (enam) Armada BRT trans Jateng, tentunya itu dipersilahkan bagi pengusaha angkutan yang punya koperasi. Karena selama ini kamipun merekrut para operatornya hingga tukang kebersihan BRT breads dari para kru angkutan Kendal, “ungkapnya. (Rabu, 24/8)
Dalam penelusuran Media ini, memang sejak bulan oktober 2019 lalu 14 (empat belas ) Armada BRT trans Jateng koridor III rute Semarang -Kendal sudah dioperasikan di Kendal dengan tujuan akhir terminal Bahurekso Kendal yang berjarak sepanjang 21 kilometer yang melewati sebanyak 32 shalter sepanjang jalur pantura Kendal. Selanjutnya untuk merespon keinginan Masyarakat Kendal agar rute BRT trans Jateng bisa diperpanjang mulai dari Terminal Mangkang sampai ke Weleri .
Maka senin lalu Wakil Bupati Kendal, Windu Suko Basuki (WSB) meresmikan perpanjangan rute Weleri yang dihadiri para pejabat Dinas perhubungan Propinsi Jateng , Kendal, serta para pejabat terkait lainnya. Namun belakangan ini regulasi pemerintah kabupaten kendal dalam merealisasikan proyek pengadaan BRT trans Jateng ini terkesan kurang adil dan kurang tranparan. Karena diduga tidak melibatkan para perintisnya yang selama ini memperjuangkan kemajuan angkutan umum di Kendal.
“Saya berharap agar Kadinas Perhubungan Kendal yang baru ini bisa segera melakukan pembenahan secara professional, dan tidak bermuatan politis yang hanya diserahkan kepada pengusaha angkutan itu-itu Saja. Karena dulu Khan Saya disingkirkan dari Ketua Organda diduga berbeda pilihan politik dengan Bupatinya, “pungkas Mastur.
(TIM )
Discussion about this post