BLORA, jatenng.kabardaerah.com – Buat penyuka petualangan, jelajah alam liar atau terabasan menggunakan sepeda motor atau nge-trail menjadi hal yang sangat menyenangkan. Buat para penghobi, terabasan kerap dijadikan kegiatan rutin untuk bersilaturahmi antar sesama biker dan tentunya melepas kejenuhan.
Memiliki hobby yang unik dan tergolong ekstrim. Sosok pria Sunardi (Lek Di) tokoh politisi muda dari partai Gerindra yang ramah dan murah senyum ini tidak pernah absen bila libur kerja atau sesudah kerja utuk menunggangi kuda besinya bergelut dengan lumpur dan terjalnya sirkuit.
“Beraksi menunggangi motor trail bisa sangat menyenangkan dan memicu adrenalin. Apalagi bagi pria, menunggangi ‘kuda besi’ ibarat sudah memenuhi kriteria seorang lelaki sejati,” Jelasnya .
Popularitas pecinta trail yang tersebar hingga pelosok menumbuhkan minat berkarier yang tinggi terhadap para rider muda. Hal ini tidak terlepas dari kedudukan sebagai pecinta motor trail dan di Purwodadi, Lek Di sebagai pemilik satria racing team bersama para anak muda asuhannya sudah cukup lama menggeluti hobi yang kerap disebut mahal bagi sebagian orang.
Berdasarkan pantauan potensi, mental juara, dan inisiatifnya mempertajam filling saat di tanjakan ”anak asuh rider satria racing team diantaranya kalipo,khani dan kanafi terlihat sebagai rider pemula terbaik .
Kanafi punya potensi juara yang sangat besar. Sejak pemula hingga saat ini dia adalah salah satu rider terbaik. Salah satu kepiawaiannya adalah mampu menutupi kekurangan motor besutannya hingga menjadi yang terbaik,” ujar Lek di .
Berkat ketekunannya berlatih disatria racing team, Kanafi mendapatkan perkembangan signifikan dari segi kemampuan dan mental bertanding,dirinya bisa menaklukkan 5 tanjakan built up dan menjadi salah satu nya rider penanjak yang berhasil menjadi juara dalam “KOTAG” Event Trail dan Baksos Adventure .
Ditanya pernah tidaknya cedera, Ia mengakui bahwa hal itu tentu sering terjadi. Tapi selalu melengkapi diri dengan perlengkapan untuk berkendara. Seperti helm, sarung tangan, sepatu dan juga pelindung tubuh.
“Hobi ‘ngetrail’ ini terbilang ‘mahal’. Selain harus memiliki motor yang mumpuni, resiko cedera seperti patah tulang juga terus menghantui setiap kali trabas. Karena itu kehati-hatian dan skill juga harus diperhatikan agar saat trabas dijalur tidak cedera,” tegas Lek Di SH yang merupakan Pembina Yayasan Satrio Bawana Mukti dan pemilik sekaligus ketua satria racing team .
Mengendarai motor trail sebenarnya tak ada beda dengan sepeda motor pada umumnya, yakni menjaga keseimbangan, putaran roda dan pembukaan tuas gas.
Terlebih bagi Anda yang terbiasa dengan motor kopling manual tentu akan lebih mudah beradaptasi dengan motor yang sering digunakan untuk lintas alam serta olahraga atraksi ini.
“Jangan takut kotor, berani menerima tantangan, serta sedikit lebih berani dalam melibas trek tikungan dan tanjakan yang merupakan bagian dasar dari penguasaan motor trail,” Ungkapnya .
Namun ketika akhir pekan, Lek Di masih dapat melakukan hobinya bersama teman-teman sesama pencinta motor trail bersama rider muda satria racing team,sehingga menurutnya kegiatan ini adalah dari hobi menjadi prestasi .
Discussion about this post