KABARDAERAH.COM (MAGELANG) – BPBD Kabupaten Magelang menggelar Gladi Posko dan Gladi Lapang Penanganan Darurat Bencana tahun 2019, di Balai Desa Sengi Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang, Selasa (15/10/2019).
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Hanik Humaida, mengatakan Gunung Merapi yang meletus pada hari Senin (14/10/2019) sekitar pukul 16.31 WIB dengan durasi 270 detik dan amplitude 75 milimeter, memunculkan kolom abu setinggi 3 kilometer dari puncak Gunung Merapi. Erupsi tersebut disebabkan akumulasi gas vulkanik yang terlepas secara tiba-tiba.
“Karena sekarang ini proses magma dari dalam masih terus terjadi. Gas kalau dipermukaan bisa menyebabkan letusan tiba-tiba seperti itu,” ujarnya.
Menurut Hanik, saat ini karakteristik erupsi Gunung Merapi berbeda dari letusan-letusan sebelumnya yang cenderung magmatis akibat desakan magma dari dalam yang bisa dilihat dan dipantau.
“Masyarakat masih harus waspada, dalam artian ikuti terus informasi dari kami karena karakternya Merapi seperti itu,” katanya.
Letusan freatik dari akumulasi gas yang terjadi saat ini, terangnya masih dalam intensitas kecil atau Vi 1. Bahaya dari kejadian itu adalah kemunculan awan panas letusan yang bersumber dari material kubah lava.
Dia juga mengingatkan agar masyarakat tetap waspada akan terjadinya letusan besar sewaktu-waktu dari Gunung Merapi.
“Kemungkinan potensi itu ada. Tetapi saat ini belum ada indikasi erupsi besar akan terjadi,” tegasnya.
Hingga saat ini aktivitas Gunung Merapi relatif normal setelah letusan dan awan panas pada Senin kemarin. Akibat letusan itu 6 Kecamatan di Kabupaten Magelang diguyur hujan abu vulkanik dengan intensitas tipis.
Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Kabupaten Magelang, Didik Wahyu Nugroho mengungkapkan, kegiatan ini rutin dilakukan untuk mitigasi bencana Merapi.
“Harapannya warga siap dan mengerti bagaimana saat erupsi Merapi terjadi,” katanya.
Didik menjelaskan kegiatan Gladi ini merupakan rangkaian program Sister Village (paseduluran antar desa) dalam mengantisipasi pengungsi Merapi.
“Pesertanya merupakan elemen warga yang berperan dalam sister village itu,” tuturnya.
Dalam Paseso itu Desa Sengi Kecamatan Dukun bersaudara dengan Desa Sanden dan Desa Treko Kecamatan Mungkid. (ib83)
Discussion about this post