SEMARANG, Kabardaerah.com – Sebanyak 150 orang dari 100 pelaku UMKM Desa Se Jateng ikuti event program Bootcamp Akar digital Indonesia Lazada di Desa wisata Kandri Gunungpati Semarang.
Direktur Eksekutif Lazada Indonesia Ferry Kusnowo mengatakan program tersebut untuk mengembangkan UMKM di Jawa Tengah
Hal itu sesuai misi Lazada untuk mempercepat kemajuan pelaku UMKM di Indonesia melalui perdagangan dan teknologi digitalisasi.
“sejak lama Lazada berkomitmen untuk memberdayakan para pelaku UMKM di Indonesia yang merupakan pilar penggerak perekonomian nasional,” ungkapnya saat diwawancarai awak media.
Dalam event tersebut sebanyak 100 pelaku UMKM Desa diberikan edukasi dan pendampingan dengan metode ‘Getok Tular’ agar produknya masuk ke market place yang didampingi oleh 50 Sarjana Muda Penggerak Desa dari PKKP.
Mereka diberikan pelatihan bagaimana cara berkembang di market place mulai dari kesiapan berbisnis, branding, copywriting, foto produk, manajemen hubungan pelanggan hingga tips dan trik berjualan melalui Lazada melalui bootcamp
Sementara Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan pelatihan tersebut menjadi cara untuk mengedukasi sehingga UMKM di Jawa Tengah dapat naik kelas.
“Ini cara kita mengedukasi mereka sehingga kalaulah UKM kita itu mau berkembang, jadi harus naik kelas,” ungkapnya saat menghadiri kegiatan Akar digital Indonesia Lazada di desa Kandri.
Ia menyebut pelatihan pelatihan kepada pelaku UMKM sangat diperlukan, hal itu sebagai ruang UMKM yang menjadi meeting point untuk berbagi pengalaman dan belajar digital marketing.
“seperti Hetero Space juga telah disediakan. tinggal kemauan pelaku UMKM untuk mengaksesnya,” ujarnya.
Ganjar membeberkan berdasarkan pengalaman yang didapat dari pertemuan-pertemuan dengan pelaku UMKM. Masalah pertama yang dihadapi para pelaku adalah product knowledge. Hal ini terkait apakah produk mereka bagus atau tidak. Menurutnya itu membutuhkan penilaian yang adil dan objektif.
Kemudian berikutnya adalah masalah permodalan. Untuk hal ini Pemprov telah mencoba membuka dan mempermudah akses permodalan bagi pelaku UMKM.
Perbankan digandeng untuk dapat memberikan pinjaman dengan suku bunga rendah untuk menyelesaikan masalah ini. Termasuk menggandeng BAZNAS dan CSR untuk memberikan pelatihan dan akses modal.
“Terakhir, ini tidak boleh ditinggalkan, harus ada yang mendampingi. Kalau kemudian yang nggak ngerti ya didampingi. Kenapa produk saya nggak laku kan mereka ngerti, jangan-jangan ada yang kurang dari yang kalian punya. Inilah pendampingan yang musti diberikan,” ujarnya
Kembali ke Ferry Kusnowo membeberkan seller di market place lazada selalu alami peningkatan. Bahkan peningkatan terbesar justru saat pandemi
Ia menyebut di Jateng sendiri permintaan konsumen sangat tinggi, namun sekitar 15 persen seller Jawa tengah yang mampu memenuhi kebutuhan tersebut.
“Sisanya sekitar 85 persen masih dipenuhi oleh seller dari luar Jawa Tengah,” pungkasnya. (kas)
Discussion about this post