Jateng.Kabardaerah.com, Cilacap – selain memiliki sejumlah pantai yang eksotis seperti pantai Teluk Penyu, Pantai Widarapayung, Pantai Jenis dan Pantai Permisan, ada wisata alam serta wisata religius yang menarik yakni Gunung Srandil.
Gunung Srandil terletak di Desa Glempangpasing, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap Jawa Tengah dikenal sebagai salah satu tempat ziarah. Di Gunung Srandil, wisatawan bisa menikmati bukit kecil yang dipenuhi pepohonan hijau sehingga bisa melihat dengan jelas Pantai Srandil yang berada di sebelah selatan.
Gunung Srandil juga dikenal sebagai tujuan wisata spiritual atau religius. Setiap hari, obyek wisata Gunung Srandil dikunjungi puluhan bahkan ratusan orang yang ingin berziarah di goa-goa yang banyak terdapat di bukit Srandil ini. Selain hari libur, obyek wisata Pantai Srandil juga ramai saat malam Jumat dan Selasa Kliwon pada bulan Sura. Pada malam- malam tersebut umumnya sebagian besar pengunjung berziarah di Gunung Srandil.
Salah pengunjung dari rombongan Padepokan Tunggul sabdo jati 1610 Kabupaten Batang-Kendal berziarah ke Gunung Srandil dan gunung Selok, sebelum Ziarah berkunjung kediaman Romo Budiharjo SH selaku Ketua Pusat Tunggul Sabdo Jati 1610 dan Sekaligus pengurus MLKI (Majlis Luhur Kebudayaan Indonesia, Minggu (28/06/2020).
Romo Budi menuturkan Gunung Srandil juga dikenal sebagai tujuan wisata spiritual atau religius. Setiap hari, obyek wisata Gunung Srandil dikunjungi puluhan bahkan ratusan orang yang ingin berziarah di goa-goa yang banyak terdapat di bukit Srandil ini. Selain hari libur, obyek wisata Pantai Srandil juga ramai saat malam Jumat dan Selasa Kliwon pada bulan Sura. Pada malam- malam tersebut umumnya sebagian besar pengunjung berziarah di Gunung Srandil.
Selain itu menegaskan Di kawasan Gunung Srandil terdapat beberapa petilasan. Diantaranya berupa makam-makam keramat peninggalan masa lalu. Makam yang berada di Gunung Srandil dibagi menjadi dua bagian yaitu lokasi dibawah ada lima titik pepunden dan dua titik lainnya ada di puncak Gunung Srandil.
Kesemuanya merupakan rangkaian yang berurutan apabila hendak berziarah. Dimulai dari Eyang Guru, atau Eyang Sukmo Sejati, atau Eyang Sukmo Sejati Kunci Sari Dana Sari merupakan makam pertama di Gunung Srandil. Kedua adalah Gusti Agung Sultan Murahidi. Ketiga adalah Nini Dewi Tunjung Sekar Sari sebagai pendamping atau istri dari Eyang Semar. Terletak dibawah sebelah selatan.
Sementara, Keempat adalah Eyang Semar atau Kaki Tunggul Sabdo Jati Doyo Amung Rogo. Terletak bersebelahan dengan makam Nini Dewi Tunjung Sari. Kelima adalah petilasan Eyang Juragan Dampu Awang, atau Sampokong, atau Sunan Kuning. Seorang juragan (saudagar) kaya dari Negeri Cina beragama Islam, yang dahulunya pernah singgah untuk melakukan semedi di tempat ini. Letaknya disebelah utara sisi kanan kiri dari pintu gerbang masuk Gunung Srandil.
Keenam petilasan Eyang Langlang Buana, merupakan titisan dari Dewa Wisnu yang masih ada kaitannya dengan Kerajaan Pajajaran, di Jawa Barat. Terletak di puncak Gunung Srandil. Ketujuh adalah Mayang Koro atau Hanoman.
Kaki Taryanto Ketua Tunggul sabdo Jati 1610 Batang mengatakan, usai di gunung srandil mandalagiri dilanjutkan jambe lima di Gunung Selok, diantaranya petilasan Eyang Cilik Cokrowongso dan Eyang Cilik Carisukmoyorenggo, pertapaan Eyang Agung Sanghyang Jati (Eyang Tunggul Wulung), yakni tempat upacara ritual, pengambilan air bertuah dari sumber air Nawangwulan.
“Pertapaan Jambe Pitu, juga tempat ziarah makam Kiai Mahfud Abdurachman (Kiai Somalangu). Gua yang ada antara lain Gua Rahayu, Ratu, Nagaraja, dan Pakuwaja. Benteng pertahanan tentara Jepang pun semula banyak. Namun kini yang tersisa dan direnovasi tinggal satu benteng,” Ungkapnya.
Selain Petilasan-petilasan di Gunung Selok mempunyai latar belakang sejarah atau mitologi. Ada makna bernuansa spiritual pada tempat itu dan ada warga masyarakat pendukung yang mengelola dan menjaga kelestariannya.
Padepokan Jambe Lima, misalnya konon dahulu merupakan markas para pendekar sakti pengawal bunga sakti Kembang Wijayakusuma, yaitu sekuntum bunga lambang kebesaran raja-raja Jawa pada masa lampau. Padepokan Jambe Pitu memiliki tiga petilasan Sang Hyang Wisnu Murti dan dua pusaka, Kembang Wijayakusuma dan Cakra Baskara.
Gua Rahayu konon merupakan tempat Raden Danang Sutawijaya atau Panembahan Senopati, pendiri Keraton Mataram, mendapatkan tanah yang jadi syarat saat hendak babat Alas Mentaok. Gua Ratu adalah bekas petilasan Eyang Jaring Bandayuda, salah satu pendiri Kabupaten Banyumas. Adapun Mbah Somalangu atau KH Mahfud Abdurahman yang dimakamkan di kawasan itu adalah keturunan kiai besar yang mendirikan beberapa pesantren di Kebumen dan Tremas (Pacitan).
Salah satu penjaga yang tidak mau disebutkan namanya objek Gunung Selok, menuturkan wisatawan yang berkunjung ke objek wisata itu kebanyakan mempunyai minat laku spiritual di petilasan, makam, atau di gua.
Pada hari-hari tertentu, seperti Selasa dan Jumat Kliwon, saat bulan purnama atau bulan Sura, wisatawan membanjiri petilasan dan gua-gua yang dianggap keramat. Para penziarah datang dengan tujuan dan motivasi berbeda-beda. (Red)
Discussion about this post